Anda
sudah puas dengan gelar S1 yang sudah diperoleh? Sebagian orang yang mengatakan
tidak, memutuskan untuk lanjut S2 dengan bekal beasiswa. Masalahnya, tidak
semua beasiswa bisa cair tepat waktu. Oleh karena itu, pinjaman uang tunai bisa Anda coba untuk mengatasi masalah ini. Masalah
apa saja? Langsung saja simak dalam ulasan berikut.
Biaya
Registrasi dan Uang Masuk
Masalah
keuangan pertama yang paling memberatkan lulusan S1 untuk melanjutkan S2-nya
yaitu terletak pada uang masuk yang dibayar bersamaan saat registrasi. Biaya
masuk untuk mahasiswa jurusan sains alam sekitar Rp10 juta, sementara jurusan
kedokteran dan bisnis atau manajemen bisa dua kali lipatnya.
Padahal,
untuk bisa menjadi dosen, ilmuwan, dokter, atau pakar bisnis yang diakui,
setidaknya harus melewati pendidikan magister terlebih dahulu. Oleh karena itu,
tidak sedikit yang memilih mundur dan menyerah saat biaya masuk ini tidak dapat
ditangguhkan pembayarannya sementara proposal beasiswa yang diajukan juga tidak
kunjung dijawab.
Sebagian
besar mahasiswa lulusan S1 umumnya sudah bekerja, entah itu sambilan atau
honorer. Tapi, gaji yang diperoleh belum bisa menutupi semua biaya masuk kuliah
pascasarjana. Nah, dengan adanya dana pinjaman, masalah ini bisa diatasi. Anda
hanya perlu mengajukan pinjaman yang besar cicilannya disesuaikan dengan
kesanggupan Anda.
Biaya
Semester dan SKS
Biaya
kuliah S2 lainnya yang tidak kalah penting dan perlu perhatian lebih karena
mempengaruhi berlangsungnya pendidikan S2 Anda adalah biaya semester dan SKS.
Bagi Anda yang dapat beasiswa Bidikmisi, Unggulan, LPDP, dan lainnya, hal ini
tentu tidak perlu dirisaukan lagi.
Bahkan,
dana beasiswanya bisa melebihi biaya semester dan SKS yang dibutuhkan. Jadi, Anda
bisa menggunakannya untuk kebutuhan kuliah lainnya. Lantas, bagaimana jika
beasiswanya belum sampai ke rekening bank Anda karena terkendala sistem
komputer? Bagaimana juga jika Anda tidak mendapat beasiswa karena persaingan
yang begitu ketat?
Solusi
masalah ini juga bisa diserahkan pada pinjaman uang tunai yang Anda ajukan. Selain biayanya bisa dicicil, Anda juga tidak
perlu menyerahkan aset atau barang berharga untuk dijadikan jaminan. Apa
jadinya jika Anda harus menyerahkan laptop atau handphone yang notabene sangat diperluakan untuk menunjang
perkuliahan Anda sebagai jaminannya?
Biaya
Penelitian
Masalah
berikutnya yang membutuhkan dana besar dan sering membuat mahasiswa pusing 7
keliling adalah biaya penelitian. Jika dikalkulasikan, biaya penelitain bisa
melebihi biaya awal saat masuk kuliah. Hal ini dikarenakan biaya yang
dibutuhkan lebih kompleks, karena mencakup pencarian sampel dan lokasi
penelitian, transportasi, sampai referensi.
Saat
mencari sampel, Anda tidak hanya sekadar butuh sampel, tapi juga butuh
kesediaan dari orang yang dijadikan sampel penelitian. Karena biasanya Anda
akan meminta waktu luang mereka, tentu sebuah langkah bijaksana jika Anda
memberikan kompensasi dalam bentuk hadiah, merchandise,
atau semacamnya.
Meskipun
sampel penelitian Anda bukan manusia, misal hewan (untuk sains), biaya yang
dibutuhkan tetap tidak sedikit. Belum lagi jika penelitiannya butuh pengulangan
karena ada kemungkinan gagal. Oleh karena itu, pinjaman dalam bentuk dana tunai
perlu Anda ajukan.
Dengan cara ini, maka semua kebutuhan penelitian tidak menjadi beban lagi bagi Anda. Selain itu, Anda juga tidak perlu cuti dulu untuk mengumpulkan uang penelitian. Kemudian, saat penelitian juga Anda perlu transportasi dan referensi yang kualitas dan kuantitasnya tentu lebih dari yang Anda butuhkan saat menyelesaikan penelitian S2 (skripsi).
Dengan cara ini, maka semua kebutuhan penelitian tidak menjadi beban lagi bagi Anda. Selain itu, Anda juga tidak perlu cuti dulu untuk mengumpulkan uang penelitian. Kemudian, saat penelitian juga Anda perlu transportasi dan referensi yang kualitas dan kuantitasnya tentu lebih dari yang Anda butuhkan saat menyelesaikan penelitian S2 (skripsi).
Tidak ada komentar:
Write komentar